Kanker termasuk pada salahsatu penyakit “silent killer”. Pada stadium awal, terkadang kanker tidak menunjukkan keberadaannya sehingga penderita merasa aman. Akan tetapi setelah melewati tahap promosi atau tahap perubahan menjadi ganas, penderita baru akan tersadar mengenai penyakitnya. Penyakit ini sulit disembuhkan dan memerlukan tahapan penyembuhan yang memerlukan waktu yang lama, ketahanan tubuh, biaya yang cukup besar serta kesabaran dari penderitanya.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sebenarnya penyakit kanker dapat dideteksi dini apakah kita menderitanya atau tidak. Apabila hal itu terjadi, akan semakin mempermudah pengobatannya. Pola makan yang sehat salah satu upaya untuk mencegah suatu penyakit apapun datang dan hinggap di tubuh kita. Sumber makanan yang dipercaya penangkal berbagai penyakit yaitu sayuran. Salah satu sayuran yang berfungsi untuk mencegah penyakit kanker yaitu brokoli.
Brokoli (Brassica oleracea L.) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae yang hidup pada cuaca dingin. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran yang cukup populer sebagai bahan pangan ini, masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an. Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli paling mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol putih. Pengolahan terbaik brokoli dalam hal pangan yaitu dikukus selain dihidangkan dalam bentuk segar. Apabila brokoli diolah dengan cara direbus, sebaiknya perebusan tidak melebihi 5 menit karena apabila waktu perebusan lebih dari 5 menit, maka sekitar 50 % kandungan asam folat alaminya akan hilang. Selain berkhasiat sebagai pencegah kanker, brokoli dipercaya memiliki khasiat mencegah penyakit hati dari kandungan asam folatnya, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan resiko katarak, memperbaiki kesehatan jantung, memelihara kepadatan tulang dan mencegah lahir cacat pada bayi serta salah satu makanan yang sarat gizi, tetapi memiliki kalori yang rendah sehingga sangat baik dikonsumsi oleh mereka yang ingin menurunkan berat badan.
Brokoli mengandung vitamin C, asam folat dan serat makanan dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane), isotiosianat yang sebagaimana sulforafana, dipercaya memiliki aktivitas antikanker.
Sebagai zat pencegah kanker, Peneliti dari John Hopkins University mengungkapkan bahwa ada sebuah kandungan dalam brokoli yang mampu mencegah perkembangan tumor hingga 60 persen. Selain itu, brokoli juga menunjukan pengurangan ukuran tumor yang tidak berkembang hingga 75 persen. Menurut Elizabeth Jeffery, profesor nutrisi di University of Illinois, “brokoli, yang dipersiapkan dengan cermat, merupakan agen yang sangat efektif melawan kanker dengan penyajian lima porsi seminggu cukup dalam pola makan sehari-hari. Manfaat dari brokoli ini akan berfungsi apabila terdapat enzim myrosinase yang membentuk senyawa sulforaphane sebagai komponen pencegahan kanker dan zat anti-inflamasi. Bagian dari brokoli yang kaya akan myrosinase yaitu terdapat pada tunasnya.