Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. (1)
Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. (5)
Penyebab
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
> Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
> Bekerja pada malam hari.
> Sering berubah-ubah jam kerja.
> Penggunaan alkohol yang berlebihan.
> Efek samping obat (kadang-kadang).
> Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer). (1)
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Beberapa item makanan yang telah diketahui menyebabkan insomnia, bahkan pada orang normal, antara lain adalah : kopi, soda (seperti Coke & Pepsi), cokelat, es krim, dan makanan pedas. (2)
Pengobatan :
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik.
Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. (4)
Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif*. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedative* memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut. (1)
Perkembangan psikoterapi sudah sangat pesat. Insomnia yang sudah diderita selama bertahun-tahun pun bisa disembuhkan dalam waktu sangat singkat. Dengan menghilangkan masalah emosional yang ada pada pikiran bawah sadar, maka insomnia akan dengan sendirinya hilang secara cepat. Hipnotis dapat menjangkau pikiran bawah sadar, tempat dimana masalah emosi itu berproses. (3) .
TIPS
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mendapatkan tidur yang baik dan nyenyak di malam hari :
> Tidak pergi ke tempat tidur anda sampai anda merasa lelah.
> Aturlah jadwal tetap untuk bangun pagi hari, bahkan saat akhir minggu.
> Tidak tidur saat siang hari.
> Hindari kafein, alkohol dan nikotin (rokok) pada malam hari.
> Tidak menonton TV, makan atau membaca di tempat tidur.
> Biasakan mengatur waktu tidur yang sama setiap malamnya
> Hindari aktifitas yang berat 3 jam sebelum waktu tidur.
> Segera keluar dari tempat tidur anda bila anda tidak dapat tertidur. . (5)
Catatan :
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American Cancer Society menemukan bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat kematian terendah, sedangkan orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi tingkat kematiannya. Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka kematian sebesar 15%. Insomnia kronis - tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian. Setelah mengontrol durasitidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan dengan peningkatan angka kematian. (1)
Ref.