Buah maja
pasti identik dengan nama kerajaan besar dibumi pertiwi yaitu kerajaan
Majapahit, dari nama majapahit ada cerita tersendiri kok ada embel embel
pahit, padahal buah maja sendiri tidak begitu pahit.
Justru buah ini mempunyai rasa yang manis serta berkhasiat sebagai tanaman obat. Meskipun harus diakui bahwa tanaman ini seringkali saling rancu dengan pohon bernama ilmiah Crescentia cujete yang terkadang disebut juga maja. Buah maja biasanya dimakan segar. Selain dikonsumsi buahnya, beberapa bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian itu seperti daun maja yang mempunyai khasiat sebagai obat kudis, akar dan kulit pohon berkhasiat sebagai obat sakit usus dan daging buahnya berkhasiat sebagai obat disentri.
Tumbuhan ini terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Pohon maja mampu tumbuh di lahan basah seperti rawa-rawa maupun di lahan kering dan ekstrim.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Upakelas: Rosidae; Ordo: Sapindales; Famili: Rutaceae; Genus: Aegle; Spesies: Aegle marmelos.
Nama ilmiah : Aegle marmelos Correa.
Nama daerah : maja (Sunda); maja, maja galepung, maja gedang, maja pait, maos (Jawa); bila, bila gedang, bila peak (Madura); wabiila (Sumba Timur); dilak (Timor).
Nama asing : beal fruit (Inggris).
Buah Maja mempunyai rasa manis, harum, dan tajam di tenggorokan. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam maja di antaranya zat lemak dan minyak terbang yang mengandung linonen. Daging buah maja mengandung substansi semacam minyak balsem, 2-furocoumarins-psoralen, dan marmelosin (C13H12O). Buah, akar, dan daun maja bersifat antibiotik. Selain itu akar, daun, dan ranting digunakan untuk mengobati gigitan ular.
Akar maja mengandung psoralen, anthotoxin, o-methylscopoletin, scopoletin, decursinol, haplonine, dan aegelinol. Daun maja mengandung a-limonene, 56%-a-8-phellandzene, sineol, 17% cyrnene, citonellol, citiol, 5% cumin aldehyde, alkaloids, o-(3,3-dimethylallyl)-halfordinol, n-2-ethoxy-2-(4-methoxyphenyl) ethylcinna-mide, n-2-methoxy-2-(4-3,3-dimethyalloxy) phennyl, ethylcinnamamide. Namun, daun disebutkan dapat menyebabkan aborsi dan steril bagi wanita. Sementara ranting digunakan sebagai racun ikan. Tanin yang digunakan dalam jangka waktu lama bersifat antinutrisi dan menyebabkan kanker.
Efek farmakologis akar maja diantaranya mengobati demam. Kulit batang dan akar maja untuk obat jantung, stomakikum, dan sedatif. Daun maja untuk borok, kudis, eksim, bisul, abortif, demam, dan radang selaput lendir hidung. Buah maja untuk disentri dan diare, sedangkan kulit buahnya untuk pewangi.
Sudah saatnya buah ini dilestarikan karena pohon buah maja ini mulai langka dan sulit ditemukan, karena bisa jadi dikemudian hari kandungan kimia buah maja ini bisa menjadi obat buat obat penyakit yang sulit disembuhkan dan diobati..Lestarikan buah langka nusantara.
Justru buah ini mempunyai rasa yang manis serta berkhasiat sebagai tanaman obat. Meskipun harus diakui bahwa tanaman ini seringkali saling rancu dengan pohon bernama ilmiah Crescentia cujete yang terkadang disebut juga maja. Buah maja biasanya dimakan segar. Selain dikonsumsi buahnya, beberapa bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian itu seperti daun maja yang mempunyai khasiat sebagai obat kudis, akar dan kulit pohon berkhasiat sebagai obat sakit usus dan daging buahnya berkhasiat sebagai obat disentri.
Tumbuhan ini terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Pohon maja mampu tumbuh di lahan basah seperti rawa-rawa maupun di lahan kering dan ekstrim.
Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Upakelas: Rosidae; Ordo: Sapindales; Famili: Rutaceae; Genus: Aegle; Spesies: Aegle marmelos.
Nama ilmiah : Aegle marmelos Correa.
Nama daerah : maja (Sunda); maja, maja galepung, maja gedang, maja pait, maos (Jawa); bila, bila gedang, bila peak (Madura); wabiila (Sumba Timur); dilak (Timor).
Nama asing : beal fruit (Inggris).
Buah Maja mempunyai rasa manis, harum, dan tajam di tenggorokan. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam maja di antaranya zat lemak dan minyak terbang yang mengandung linonen. Daging buah maja mengandung substansi semacam minyak balsem, 2-furocoumarins-psoralen, dan marmelosin (C13H12O). Buah, akar, dan daun maja bersifat antibiotik. Selain itu akar, daun, dan ranting digunakan untuk mengobati gigitan ular.
Akar maja mengandung psoralen, anthotoxin, o-methylscopoletin, scopoletin, decursinol, haplonine, dan aegelinol. Daun maja mengandung a-limonene, 56%-a-8-phellandzene, sineol, 17% cyrnene, citonellol, citiol, 5% cumin aldehyde, alkaloids, o-(3,3-dimethylallyl)-halfordinol, n-2-ethoxy-2-(4-methoxyphenyl) ethylcinna-mide, n-2-methoxy-2-(4-3,3-dimethyalloxy) phennyl, ethylcinnamamide. Namun, daun disebutkan dapat menyebabkan aborsi dan steril bagi wanita. Sementara ranting digunakan sebagai racun ikan. Tanin yang digunakan dalam jangka waktu lama bersifat antinutrisi dan menyebabkan kanker.
Efek farmakologis akar maja diantaranya mengobati demam. Kulit batang dan akar maja untuk obat jantung, stomakikum, dan sedatif. Daun maja untuk borok, kudis, eksim, bisul, abortif, demam, dan radang selaput lendir hidung. Buah maja untuk disentri dan diare, sedangkan kulit buahnya untuk pewangi.
Sudah saatnya buah ini dilestarikan karena pohon buah maja ini mulai langka dan sulit ditemukan, karena bisa jadi dikemudian hari kandungan kimia buah maja ini bisa menjadi obat buat obat penyakit yang sulit disembuhkan dan diobati..Lestarikan buah langka nusantara.