Tidak jelas mengapa tanaman ini dinamakan demikian. Namun yang jelas tanaman ini memiliki berbagai khasiat pengobatan, dan sudah banyak dibudidayakan , khususnya di pekarangan rumah ataupun di pot-pot. Uji coba pengobatan dalam bentuk cairan infus sejauh ini sudah dilakukan , baik di laboratorium Puslitbang Depkes, maupun di Fak.Farmasi beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia ( ITB, Unhas, UI dsb.).
Tanaman daun dewa , selain dapat tumbuh liar di beberapa kawasan hutan di Indonesia, juga banyak dibudidayakan sebagai tanaman obat. Herba tahunan, merambat, merayap, yang bercabang banyak bila telah tua, tinggi sekitar 30-50 cm. Batangnya lunak berwarna hijau dengan alur memanjang warna tengguli. Daun tunggal, berbentuk bulat telur, bertangkai, berambut lebat, ujung tumpul dengan pangkal meruncing, pertulangan menyirip, warna permukaan atas hijau tua, sedangkan permukaan bawah hijau muda, panjang 8-20 cm, lebar 5-10 cm. Bunga majemuk bentuk bongkol, keluar dari ujung tangkai, berwarna kuning. Buahnya kecil berwarna coklat. Akarnya membentuk umbi, berwarna keabu-abuan, panjang 3-6 cm, diameter +/- 3 cm.
Daun dewa mengandung alkoloid, saponin, polifenol, flavonoida, minyak atsiri dan tanin , bersifat manis, tawar, dingin dan sedikit toksik.
Secara tradisional, daun dewa digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit yang berhubungan dengan darah, misalnya : menghentikan pendarahan, menghilangkan benjolan karena gumpalan darah, penyakit kanker darah (leukemia), dan pendarahan bawah kulit (memar). Selain itu digunakan juga untuk mengobati gigitan binatang berbisa (menawarkan racun yang masuk ke dalam darah).
Perbanyakan dengan umbi, tunas anakan, dan stek cabang sekunder.
Kegunaan / khasiat daun dewa :
Daun : bengkak terbentur (memar) , TB paru, bronchitis, batuk rejan (pertusis) , batu ginjal , radang mata, sakit gigi , radang tenggorokan , rematik sendi , perdarahan kandungan , payudara bengkak , kencing manis (DM) , darah tinggi (hipertensi) , tidak datang haid , ganglion, kista, tumor , digigit binatang berbisa , dll.
Umbi : benjolan karena gumpalan darah (hematoma) , bengkak karena memar , tulang patah (fraktur) , perdarahan sehabis melahirkan, dll.
Contoh resep pengobatan :
Luka bakar , luka teriris : Ambil umbi daun dewa, cuci bersih, lalu digilas (di pipis) halus. Tambah sedikit gula merah sehingga menjadi adonan semacam salep. Ramuan kemudian dibalurkan ke bagian tubuh yang sakit, dan dibalut.
Bengkak memar : umbi daun dewa sebanyak 6 - 9 gr, setelah dicuci bersih, diiris tipis-tipis. Tambahkan arak kuning (wong ciu) secukupnya, lalu di tim. Minum selagi hangat.
Perdarahan kandungan, batuk dan muntah darah, payudara bengkak : Ambil sebatang daun dewa sebanyak 15 gr, cuci bersih, lalu direbus dengan 3 gelas air bersih, sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin minum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore, masing-masing sebanyak ½ gelas.
Ganglion : makan daun dewa segar sebanyak 7 lembar setiap hari.
Digigit ular/ binatang berbisa : umbi daun dewa secukupnya dicuci, lalu ditumbuk halus. Bubuhkan pada bagian yang tergigit, lalu dibalut.
Kejang panas pada anak : ambil sebatang tanaman daun dewa, cuci bersih, lalu ditumbuk. Peras, tambahkan sedikit arak, lalu diminumkan.
Rematik : 15 - 30 gr daun dewa segar direbus, lalu ditumbuk. Tambahkan sedikit air , lalu diperas . Air perasan selanjutnya diminum.
Demam berdarah : 30 gr daun dewa direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Minum airnya selagi hangat. Lakukan secara teratur 2 kali sehari.
Jantung koroner (penyempitan pada pembuluh nadi koroner yang memasok darah ke jantung ) : 30 gr daun dewa segar direbus dengnan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Minum airnya selagi hangat. Lakukan secara teratur 2 kali sehari.
Kelainan pada pembuluh darah jantung :
Ambil 30 gr daun dewa segar ,rebus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Minum airnya selagi hangat. Lakukan secara teratur 2 kali sehari.
Umbi daun dewa (thien chi) yang telah dikeringkan secukupnya dijadikan bubuk. Ambil 10 gr bubuk, seduh dengan air panas secukupnya, aduk dan minum selagi hangat. Lakukan secara teratur 2 kali sehari .
Stroke : 60 gr daun dewa segar direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc. Minum airnya selagi hangat. Lakukan secara teratur 2 kali sehari. Setelah dilakukan selama 1 kiur (10 - 12 hari), pengobatan dihentikan selama 3 hari. Setelah itu ,pengobatan dapat dilanjutkan kembali.
Keseleo : 30 gr daun dewa segar, 25 gr temu hitam, dan 25 gr temu lawak direbus denga 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Minum airnya selagi hangat. Lakukan secara teratur 2 kali sehari.
Tumor ( kanker ) : 30 gr daun dewa segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Minum airnya selagi hangat. Lakukan secara tertaur 2 kali sehari. Setelah dilakukan selama 1 kiur (10 - 12 hari), pengobatan dihentikan selama 3 hari. Setelah itu ,pengobatan dapat dilanjutkan kembali.
DAUN DEWA ( Gynura procumbens ) atau tanaman ngokilo dapat digunakan sebagai obat kanker
Hasil wawancara tim peneliti Fakultas Farmasi Gajah Mada (UGM) Yogjakarta terhadap masyarakat pemakai daun dewa sebagai obat anti kanker terungkap bahwa, seduhan daun tumbuhan itu dapat mengobati penyakit kanker kandungan, payudara, maupun kanker darah. Dr. Sugianto Apt, salah seorang peneliti Fakultas Farmasi UGM itu, mengungkapkan hal tsb. kepada Kompas di Yogjakarta beberapa waktu yl. "Dari penelitian yang kami lakukan di laboratorium Fakultas Farmasi UGM, juga membuktikan ekstrak etanol (alkohol) daun dewa mampu menghambat proses pertumbuhan tumor paru pada mencit " demikian ungkapnya.
Diuraikannya, pengobatan kanker dengan seduhan daun dewa masih merupakan pengobatan alternatif yang belum diterima dunia kedokteran modern. Sehingga belum ada penelitian efektivitas seduhan daun dewa itu untuk memerangi tumbuhnya tumor. Secara ilmiah yang baru ditemukan adalah, ekstrak daun dewa mampu menghambat pertumbuhan kanker paru pada mencit sebesar 23 persen.
"Dari wawancara yang kami lakukan ada yang mengaku terserang penyakit leukemia. Setelah putus asa karena gagal disembuhkan melalui kedokteran modern, justru sembuh setelah minum seduhan daun dewa. Namun tidak ada data akurat tingkat keberhasilan seduhan daun dewa sebagai obat antikanker",jelas Sugianto lagi. Menurut Sugianto, penelitian manfaat daun dewa sebagai obat antikanker dilakukan bersama dua peneliti Laboratorium Farmakologi dan Toksinologi Fakultas Farmasi UGM sejak tahun 1982. Sampai sekarang tim peneliti Fakultas Farmasi UGM belum mengeluarkan rekomendasi agar ekstrak atau seduhan daun dewa dapat digunakan sebagai obat antikanker. ( Harian Kompas )
(SP.dari berbagai sumber literatur/buku Tanaman Obat/Pengobatan tradisional)